matrix Pictures, Images and Photos
BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Need Translate...???

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

wanna work w' mozilla??

Kamis, 16 Desember 2010

Joan D'Arc

Satria Wanita Pelindung Negara Perancis

Joan adalah anak bungsu dari 5 bersaudara pasangan Jacques dan Issabelle d’Arcyang lahir di sebuah desa di Domremy pada tanggal 6 Januari 1412. Sejak kecil Joan sudah menunjukkan sikap yang begitu saleh terhadap masyarakat di sekitarnya. Ibunya begitu telaten mengajarkan kepadanya doa-doa seperti Bapa Kami, Salam Maria dan juga Credo.


Pada usia 13 tahun ia merasakan dorongan batin yang begitu kuat, ia mendengar ‘suara-suara’ yang memanggilnya agar selalu berbuat baik dan sering-sering mengunjungi gereja, dengan demikian ia akan selalu mendapatkan pertolongan Tuhan. Ia yakin bahwa ‘suara-suara’ yang ia dengar setiap hari itu adalah suara Tuhan melalui St. Mikael Sang Malaikat Agung, Sta. Katarina dan Sta. Margareta. Satu hari ‘suara-suara’ tadi mengatakan agar Joan menyelamatkan negara Perancis yang pada saat itu hampir seluruh wilayahnya dikuasai oleh pasukan Inggris dan Burgundi. Joan juga harus menghantarkan putera mahkota kerajaan Perancis yang bernama Charles untuk segera mengenakan mahkota sebagai raja Perancis dan mengusir tentara Inggris dari tanah Perancis.

23 Pebruari 1429 Joan menemui gubernur Sir Robert de Baudricort yang pro Perancis di kota Vaucoulers. Joan menceritakan ‘suara-suara’ yang didengarnya dan menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan putra mahkota Charles di Chinon. Setelah ditolak beberapa kali akhirnya Joan diijinkan untuk bertemu dengan sang putra mahkota.

Tidak gampang meyakinkan putra mahkota, terlebih-lebih pada saat kekuasaan gereja yang begitu besar pada saat itu. Setelah melalui penyidikan yang dilakukan oleh para pejabat gereja yang dipimpin oleh uskup agung Reims, Joan dijinkan untuk memimpin tentara Perancis. 29 April ia dan bala tentaranya memasuki kota Orleans. Ia berhasil memporak-porandakan kubu pertahanan tentara Inggris di Orleans pada tanggal 8 Mei. Tanggal 9 Juni, ia dan pasukannya memasuki lembah Loire, tanggal 19 Juni ia berhasil memukul mundur dan memaksa pasukan Inggris keluar dari lembah Loire.

Joan mendesak kepada pejabat kerajaan dan pejabat gereja untuk memahkotai putra mahkota secepatnya. Tanggal 17 Juli 1429, Charles dimahkotai dan resmi menjadi Raja Perancis.

Dengan alasan yang hanya diketahui oleh Raja Charles sendiri, sejak menjadi Raja ia tidak lagi mendengarkan nasihat maupun pendapat Joan. Kekuasaan telah membuat gelap mata raja muda ini, ditambah lagi dengan kekuasaan gereja yang mendominasi di lingkungan kerajaan.

Joan mendapatkan bisikan bahwa waktunya hanya tinggal satu tahun lagi untuk membantu Perancis melepaskan diri dari tangan Inggris. Hal ini juga sudah disampaikannya kepada Raja Charles, tetapi tetap saja Raja Charles tidak mengindahkannya. Hampir satu tahun Joan meyakinkan Raja Charles mengenai hal ini. Di tengah kebimbangan dan rasa frutrasi, Joan menjalankan misinya sendiri. 23 Mei 1430, Joan tertangkap di kota Compiegne, ia dikhianati oleh tentara Burgundia. Raja Charles yang mendengar kabar ditangkapnya Joan, tidak melakukan tindakan apa-apa. Joan dibiarkannya begitu saja. Sebagai tahanan di sana ia diperlakukan dengan baik, tetapi tanggal 21 November 1430 ia dipindahtangankan ke tentara Inggris. Di sanalah Joan merasakan siksaan-siksaan baik fisik dan psikis. Bagaimana Joan dapat bertahan dari siksaan itu semua adalah sebuah mukjizat bagi dirinya.

Pihak tentara Inggris begitu ingin membunuhnya, tetapi juga ingin mendiskreditkan Raja Charles melalui tangan gereja lewat uskup Cauchon dengan menyebarkan isu bahwa Joan adalah seorang ahli sihir dan seorang yang anti gereja.

Joan dibawa ke pengadilan uskup Beauviais dengan tuduhan pokok praktik sihir dan takhayul sebanyak 15 kali. Joan membela diri dan secara gemilang mendebat para penuntut-penuntutnya yang kebanyakan adalah kaum cendekiawan. Ia selalu menolak tuntutan untuk mengungkapkan ‘suara-suara’ yang didengarnya. Akhirnya Joan dinyatakan bersalah. Joan terkesiap dalam hati kecilnya ia merasa begitu takut akan hukuman bakar yang akan diterimanya.

Di dalam kamar tahanan ia berlutut sambil menangis memanggil-manggil para orang kudus yang membisikkan telinganya selama ini. Ia memanggil-manggil St. Mikael, Sta. Katarina dan Sta. Margareta, namun Joan tidak mendengar apa-apa, tidak ada satu jawaban ataupun bisikan di telinganya. Ia merasa takut yang amat sangat karena merasa ditinggalkan oleh Tuhannya. Namun entah darimana asalnya, rasa takut tadi berangsur-angsur hilang berganti dengan rasa keberanian yang begitu besar. Joan kembali menemukan kepercayaan dan keyakinannya lagi.

Malam sebelum Joan dibakar, dengan rasa ingin tahu yang besar dan juga kebimbangan uskup Beauvais mengunjunginya. Ia bertanya kepada Joan mengenai misteri ‘suara-suara’ yang dialami Joan. Uskup Beauvais sangat terperanjat dengan salah satu jawaban Joan, dengan lugu Joan mengatakan begitu jelas sosok St. Mikael. Beauvais menyadari bahwa apa yang dialami Joan lewat ‘suara-suara’ misteriusnya adalah suatu kebenaran bukan rekayasa Joan sendiri. Karena dokumen gereja mengenai Sang Malaikat Agung St. Mikael hanya ada di vatikan dan hanya pejabat vatikan tingkat tinggi saja yang mengetahuinya, sedang Joan sendiri adalah seorang wanita dari desa yang seumur-umur belum pernah ke Vatikan apalagi mengetahui dokumen tersebut.

30 Mei 1431 Joan dibakar hidup-hidup di alun-alun di Rouen. Joan menemui ajalnya melalui keputusan palsu pengadilan gereja yang tanpa malu-malu menjual kebenaran untuk tujuan politik Inggris.

Beberapa tahun kemudian, demi mempertahankan kedudukannya, Raja Charles berusaha dua kali membuktikan bahwa keputusan pengadilan itu tidak sah. Dua puluh lima tahun kemudian, Paus Kalistus III menunjuk suatu komisi untuk melakukan penyidikan atas keputusan pengadilan tersebut. Akhirnya dinyatakan melalui pengadilan gereja juga, bahwa keputusan itu dicapai atas dasar tipu daya belaka.

Tahun 1920, Joan dinyatakan kudus oleh Roma, bukan karena patriotisme atau keberaniannya di medan peperangan selama memimpin bala tentara Perancis, melainkan karena kesalehan hidup dan kesetiaannya dalam memenuhi apa yang dikaruniakan Tuhan kepadanya. Perayaan Santa Joan d’Arc ini dirayakan pada tiap-tiap tanggal 30 Mei.

Dari: Warta Mikael - http://www.wartamikael.org

0 komentar: